Wednesday, January 31, 2018

definisi, pengertian dan contoh erd

Definisi Entity Relationship Diagram (ERD)


Pengertian dari ERD (Entity Relationship Diagram) adalah suatu model untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis data berdasarkan objek-objek dasar data yang mempunyai hubungan antar relasi. ERD untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data, untuk menggambarkannya digunakan beberapa notasi dan simbol.

Pada dasarnya ada tiga komponen yang digunakan, yaitu :

  1. Entitas Entiti merupakan objek yang mewakili sesuatu yang nyata dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Simbol dari entiti ini biasanya digambarkan dengan persegi panjang.
  2. Atribut Setiap entitas pasti mempunyai elemen yang disebut atribut yang berfungsi untuk mendes-kripsikan karakteristik dari entitas tersebut. Isi dari atribut mempunyai sesuatu yang dapat mengidentifikasikan isi elemen satu dengan yang lain. Gambar atribut diwakili oleh simbol elips.
  • Atribut Key Atribut Key adalah satu atau gabungan dari beberapa atribut yang dapat membedakan semua baris data ( Row/Record ) dalam tabel secara unik. Dikatakan unik jika pada atribut yang dijadikan key tidak boleh ada baris data dengan nilai yang sama Contoh : Nomor pokok mahasiswa (NPM), NIM dan nomor pokok lainnya
  • Atribut simple atribut yang bernilai atomic, tidak dapat dipecah/ dipilah lagi Contoh : Alamat, penerbit, tahun terbit, judul buku.
  • Atribut Multivalue nilai dari suatu attribute yang mempunyai lebih dari satu (multivalue) nilai dari atrribute yang bersangkutan Contoh : dari sebuah buku, yaitu terdapat beberapa pengarang.
  • Atribut Composite Atribut composite adalah suatu atribut yang terdiri dari beberapa atribut yang lebih kecil yang mempunyai arti tertentu yang masih bisah dipecah lagi atau mempunyai sub attribute. Contoh : dari entitas nama yaitu nama depan, nama tengah, dan nama belakang
  • Atribut Derivatif Atribut yang tidak harus disimpan dalam database Ex. Total. atau atribut yang dihasilkan dari atribut lain atau dari suatu relationship. Atribut ini dilambangkan dengan bentuk oval yang bergaris putus-putus
  1. Hubungan / Relasi Hubungan antara sejumlah entitas yang berasal dari himpunan entitas yang berbeda.


Derajat relasi atau kardinalitas rasio
Menjelaskan jumlah maksimum hubungan antara satu entitas dengan entitas lainnya

One to One (1:1)
Setiap anggota entitas A hanya boleh berhubungan dengan satu anggota entitas B, begitu pula sebaliknya.
One to many (1:M / Many)
Setiap anggota entitas A dapat berhubungan dengan lebih dari satu anggota entitas B tetapi tidak sebaliknya.
Many to Many (M:M)
Setiap entitas A dapat berhubungan dengan banyak entitas himpunan entitas B dan demikian pula sebaliknya

Komponen ERD sebagai berikut : 
definisi, pengertian dan contoh erd

semoga bermanfaat!!

Tuesday, January 30, 2018

prototype, phase, methodologies application

Definisi Prototype

Prototype  merupakan salah satu metode pengembangan perangat lunak yang banyak digunakan. Dengan metode prototype  ini pengembang dan pelanggan dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem.   Sering terjadi seorang pelanggan hanya mendefinisikan secara umum apa yang dikehendakinya tanpa menyebutkan secara detal output apa saja yang dibutuhkan, pemrosesan dan data-data apa saja yang dibutuhkan. Sebaliknya disisi pengembang kurang memperhatikan efesiensi algoritma, kemampuan sistem operasi dan interface yang menghubungkan manusia dan komputer.  

Untuk mengatasi ketidakserasian antara pelanggan dan pengembang , maka harus dibutuhakan kerjasama yanga baik diantara keduanya sehingga pengembang akan mengetahui dengan benar apa yang diinginkan pelanggan dengan tidak mengesampingkan segi-segi teknis dan pelanggan akan mengetahui proses-proses dalm menyelasaikan sistem yang diinginkan. Dengan demikian akan menghasilkan sistem sesuai dengan jadwal waktu penyelesaian yang telah ditentukan.  

Kunci agar model prototype ini berhasil dengan baik adalah dengan mendefinisikan aturan-aturan main pada saat awal, yaitu pelanggan dan pengembang harus setuju bahwa prototype dibangun untuk mendefinisikan kebutuhan. Prototype akan dihilangkan sebagian atau seluruhnya dan perangkat lunak aktual aktual direkayasa dengan kualitas dan implementasi yang sudah ditentukan   
prototype, phase, methodologies application

 Phase / Tahapan-tahapan dalam Prototype  

  1. Pengumpulan kebutuhan pelanggan dan  pengembang bersama-sama mendefinisikan  format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat. 
  2. Membangun prototype dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output).
  3. Evaluasi protoptype Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototype yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil. Jika tidak prototype  direvisi dengan mengulangi langkah 1, 2 , dan 3.
  4. Mengkodekan sistem Dalam tahap ini prototype  yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
  5. Menguji sistem Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan.  Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box,  Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain. 
  6. Evaluasi sistem pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan. 
  7. Menggunakan sistem perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan

RAD, phase, methodologies application

Pengertian Metode Rapid Application Development (RAD)

Rapid Application Development (Rad) Adalah model proses pembangunan perangkat lunak yang tergolong dalam teknik incremental (bertingkat). Rapid Application Development menekankan pada siklus pembangunan pendek, singkat, dan cepat. 

Sejarah model Rapid Application Development (RAD)

Rapid Application Development (RAD) adalah strategi siklus hidup yang ditujukan untuk menyediakan pengembangan yang jauh lebih cepat dan mendapatkan hasil dengan kualitas yang lebih baik. Siklus hidup Tradisional dirancang di tahun 1970¬an, dan masih banyak digunakan hingga saat ini, berdasarkan pendekatan terstruktur yang bertahap untuk mengembangkan sistem. Urutan atau langkah-¬langkah yang rumit ini memaksa user untuk keluar setelah menyelesaikan spesifikasi masing--masing sebelum pengembangan dapat melanjutkan ke langkah berikutnya. Persyaratan dan perencanaan kemudian berhenti dan sistem diimplementasikan, dan diuji. Dengan konvensional metode, ada penundaan yang lama sebelum pelanggan dapat melihat hasil apapun dan proses pembangunan dapat mengambil waktu begitu lama sehingga pelanggan bisnis dapat mengubah secara mendasar sebelum sistem ini siap untuk digunakan.
Sebagai tanggapan terhadap, langkah searah Stagewise atau Model WaterFall, Barry Boehm, Ketua SW  Engineer  di TRW memperkenalkan  Model development  Spiral nya. Model Spiral adalah risiko¬driven, sebagai lawan dari kode¬driven, pendekatan yang menggunakan pemodelan proses daripada fase metodologi. Melalui modelnya, Boehm pertama kali diimplementasikan perangkat lunak prototyping sebagai cara untuk mengurangi risiko. Pengembangan proses Spiral Model memisahkan produk ke bagian¬-bagian yang kritis atau tingkat sementara melakukan analisis risiko, prototyping, dan langkah yang sama di setiap tingkatan. Demikian pula, Tom Gilb’s evolusioner Life Cycle didasarkan pada evolusi prototyping alasan mana prototipe tumbuh dan halus ke final produk. Model ini mirip dengan model waterfall.
RAD, phase, methodologies application

Kelebihan dan Kekurangan RAD

Kelebihan

  • Lebih efektif dari pendekatan air terjun dalam menghasilkan sistem yang memenuhi kebutuhan langsung dari pelanggan.
  • Cocok untuk proyek yang memerlukan waktu yang singkat.

Kekurangan

  • Sangat Tidak cocok untuk proyek skala besar.
  • Proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi.

Fase pendekatan Rapid Aplication Development:

  1. Bussines Modelling (Pemodelan Bisnis) Aliran informasi diantara fungsi-fungsi bisnis dimodelkan dengan informasi yang akan dibuat, yaitu sebuah sistem yang akan mengendalikan laporan keuangan agar lebih efektif memberikan laporan kepada Kepala Stasiun dan kantor pusat, serta membuat petugas administrasi lebih mudah dan cepat dalam memprosesnya.
  2. Data Modelling (Pemodelan Data) Aliran informasi yang ada pada pemodelan bisnis akan diolah menjadi sebuah data yang akan dibuat ke dalam suatu sistem. Data tersebut adalah objek-objek yang akan diteliti dan akan diproses dalam sistem yang akan dibuat / direncanakan, diantaranya adalah buku laporan keuangan, arsip, dan bukti-bukti yang berhubungan dengan transaksi penjualan tiket. 
  3. Process Modelling (Pemodelan Proses) Aliran informasi yang didefinisikan dalam fase pemodelan data akan diproses atau diimplementasikan dalam sebuah aplikasi. Gambaran pemrosesan diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus atau mendapatkan kembali sebuah objek data. Pada proses ini digambarkan struktur data yang diperlukan dalam pembuatan aplikasi, rancangan aplikasi yang akan dibuat.
  4. Application Generation (Pembuatan Aplikasi) Rapid Application Development lebih banyak memproses kerja memakai lagi komponen program atau menciptakan komponen yang bisa dipakai lagi. Aplikasi telah diimplementasikan menjadi sebuah program laporan keuangan.
  5. Testing and Turn Over (Pengujian dan Pergantian Banyak komponen program yang telah diuji sebelumnya sehingga mengurangi keseluruhan waktu penguji. Tapi komponen baru harus diuji dan semua interface harus dilatih secara penuh.         


sdlc, phase, methodologies application development life cycle

Metode System Development Life Cycle (SDLC)

Pengertian definisi System Development Life Cycle (SDLC) menurut Azhar Susanto  (2004:341) menyatakan bahwa :“System Development Life Cycle (SDLC) adalah salah satu metode pengembangan sistem informasi yang popular pada saat sistem informasi pertama kali dikembangkan.”

Pegertian menurut wikipedia SDLC (Systems Development Life Cycle, Siklus Hidup Pengembangan Sistem) atau Systems Life Cycle (Siklus Hidup Sistem), dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau informasi. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem perangkat lunak, yang terdiri dari tahap-tahap: rencana(planning),analisis (analysis), desain (design), implementasi (implementation), uji coba (testing) dan pengelolaan (maintenance). Dalam rekayasa perangkat lunak angsyat Ä, konsep SDLC mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak. Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan perangkat lunak. Terdapat 3 jenis metode siklus hidup sistem yang paling banyak digunakan, yakni: siklus hidup sistem tradisional (traditional system life cycle), siklus hidup menggunakan prototyping (life cycle using prototyping), dan siklus hidup sistem orientasi objek (object-oriented system life cycle) https://id.wikipedia.org/wiki/SDLC

Metode SDLC adalah tahap-tahap pengembangan sistem informasi yang pertama kali dikembangkan yang dilakukan oleh analisis sistem dan programmer untuk membangun sebuah sistem informasi. Metode SDLC ini seringkali dinamakan sebagai proses pemecahan masalah

sdlc, phase, methodologies application development life cycle

Phase atau  yang langkah-langkahnya SDLC

  1. Analisis Tahap mempelajari sistem informasi yang sedang berjalan sangat berguna untuk mngetahui sebab dan akibat yang ditimbulkan oleh masalah, sehingga akan menghasilkan pelaporan yang mengungkapkan adanya permasalahan.
  2. Perancangan Memahami bagaimana menterjemahkan keinginan pemakai sistem informasi tersebut kedalam bahasa komputer, untuk memulai merancang suatu sistem informasi baru yang meliputi : input, file-file database dan output, bahasa yang digunakan, metode dan prosedur serta pengendalian.
  3. Penerapan Hasil penyusunan sistem informasi adalah sebuah software komputer yang siap digunakan untuk kebutuhan user untuk dioperasikan.
  4. Pemeliharaan Pemeliharaan yang dilakukan analis adalah dengan melakukan perbaikan dan pemeliharaan pada kesalahan atau kegagalan yang timbul dalam penggunaan sistem informasi.


waterfall software development

Pengertian Metode Waterfall

Menurut Pressman (2010), model waterfall adalah model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun software. Nama model ini sebenarnya adalah “Linear Sequential Model”. Model ini sering disebut dengan “classic life cycle” atau model waterfall. Model ini termasuk kedalam model generic pada rekayasa perangkat lunak dan pertama kali diperkenalkan oleh Winston Royce sekitar tahun 1970 sehingga sering dianggap kuno, tetapi merupakan model yang paling banyak dipakai didalam Software Engineering (SE). Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan berurutan. Disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan.

waterfall software development
Waterfall adalah suatu metodologi pengembangan perangkat lunak yang mengusulkan pendekatan kepada perangkat lunak sistematik dan sekuensial yang mulai pada tingkat kemajuan sistem pada seluruh analisis, design, kode, pengujian dan pemeliharaan

Langkah-langkah yang harus dilakukan pada metodologi Waterfall adalah sebagai berikut :

  1. Analisis kebutuhan perangkat lunak Proses pengumpulan kebutuhan diintensifkan dan difokuskan, khususnya pada perangkat lunak. Untuk memahami sifat program yang dibangun, rekayasa perangkat lunak (analisis) harus memahami domain informasi, tingkah laku, unjuk kerja dan antar muka (interface) yang diperlukan. Kebutuhan baik untuk sistem maupun perangkat lunak di dokumentasikan dan dilihat dengan pelanggan.  Mengumpulkan kebutuhan secara lengkap kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh software yang akan dibangun. Hal ini sangat penting, mengingat software harus dapat berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain seperti hardware, database, dsb. Tahap ini sering disebut dengan Project Definition.
  2. Desain Desain perangkat lunak sebenarnya adalah proses multi langka yang berfokus pada empat atribut sebuah program yang berbeda; struktur data, asitektur perangkat lunak, representasi interface dan detail (algoritma) prosedural.  Proses desain menerjemahkan syarat/kebutuhan kedalam sebuah representasi perangkat lunak yang dapat di perkirakan demi kualitas sebelum dimulai pemunculan kode. Sebagaimana persyaratan, desain didokumentasikan dan menjadi bagian  dari konfigurasi perangkat lunak. Proses pencarian kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada software. Untuk mengetahui sifat dari program yang akan dibuat, maka para software engineer harus mengerti tentang domain informasi dari software, misalnya fungsi yang dibutuhkan, user interface, dsb. Dari dua aktivitas tersebut (pencarian kebutuhan sistem dan software) harus didokumentasikan dan ditunjukkan kepada user. Proses software design untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan di atas menjadi representasi kedalam bentuk "blueprint" software sebelum coding dimulai. Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya. seperti dua aktivitas sebelumnya, maka proses ini juga harus didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software.
  3. Generasi Kode  Desain harus diterjemahkan dalam bentuk mesin yang bisa di baca. Langkah pembuatan kode melakukan tugas ini. Jika desain dilakukan dengan cara yang lengkap, pembuatan kode dapat diselesaikan secara mekanis. Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding. Tahap ini merupakan implementasi dari  tahap design yang secara teknis nantinya dikerjakan oleh programmer. 
  4. Pengujian Proses pengujian dilakukan pada logika internal untuk memastikan semua pernyataan sudah diuji. Pengujian eksternal fungsional untuk menemukan kesalahan-kesalahan dan memastikan bahwa input akan memberikan hasil yang aktual sesuai yang dibutuhkan.
  5. Pemeliharaan Perangkat lunak yang sudah disampaikan kepada pelanggan pasti akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa karena mengalami kesalahan karena perangkat lunak harus menyesuaikan dengan lingkungan (periperal atau sistem operasi baru) baru, atau karena pelanggan membutuhkan perkembangan fungsional atau unjuk kerja. Sesuatu yang dibuat haruslah diuji cobakan. demikian juga dengan software. Semua fungsi-fungsi software harus diuji cobakan, agar software bebas dari error, dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya. Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu ketika dijalankan mungkin saja masih ada error kecil yang tidak ditemukan sebelumnya atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada software tersebut.  Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari eksternal perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau perangkat lainnya.

Kelebihan dan Kekurangan Metode Waterfall 

  1. Kelebihan dari model ini adalah selain karena pengaplikasian menggunakan model ini mudah, kelebihan model ini adalah ketika semua kebutuhan sistem dapat didefinisikan secara utuh, eksplisit, dan benar di awal proyek, maka Software Engineering (SE) dapat berjalan dengan baik dan tanpa masalah meskipun seringkali kebutuhan sistem tidak dapat didefinisikan se-eksplisit yang diinginkan, tetapi paling tidak, problem pada kebutuhan sistem di awal proyek lebih ekonomis dalam hal uang (lebih murah), usaha, dan waktu yang terbuang lebih sedikit jika dibandingkan problem yang muncul pada tahap-tahap selanjutnya.
  2. Kekurangan yang utama dari model ini adalah kesulitan dalam mengakomodasi perubahan setelah proses dijalani. Fase sebelumnya harus lengkap dan selesai sebelum mengerjakan fase berikutnya.


Monday, January 15, 2018

Pengertian, Manfaat Evaluasi Kinerja Dosen

Setiap institusi Pendidikan Tinggi sebagai wadah tempat mempersiapkan generasi penerus pembangun bangsa dituntut untuk senantiasa terbuka dan berubah kearah yang lebih baik. Hal ini sangat diperlukan agar kedepan setiap institusi pendidikan tinggi menjadi bagian dari pembangunan bangsa.

Untuk menghasilkan tenaga pendidik yang kompeten sejalan dengan Visi dan Misi kampus tentunya memerlukan berbagai upaya yang yang terukur dan berkesinambungan. Banyak upaya yang bisa dilakukan agar tujuan tersebut dapat dicapai, salah satunya melalui penilaian kinerja dosen.
Pengertian, Manfaat Evaluasi Kinerja Dosen

Apa Tujuan Evaluasi Kinerja Dosen?

Evaluasi kinerja dosen ini mempunyai tujuan:

  • Untuk mencapai visi dan misi perguruan tinggi. Secara umum penilaian kinerja dosen ini akan dimanfaatkan pergruruan tinggi untuk upaya meningkatkan kinerja dosen dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas.
  • Untuk merumuskan kebijakan sebagai upaya meningkatkan mutu pembelajaran dan pelayanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan seluruh pemangku kepentingan.
  • Untuk menjamin pelayanan terbaik kepada mahasiswa selaku stakeholder utama.
  • Untuk Akreditasi.

Apa manfaat evaluasi kinerja Dosen?
  • Bagi mahasiswa selaku stakeholder utama, merupakan salah satu sarana penyampaian aspirasi dan keluhan atas mutu layanan.
  • Bagi perguruan tinggi Untuk mengetahui tingkat kinerja para dosen Meningkatkan penjaminan mutu internal universitas lewat SDM
  • Bagi Dosen Bagi dosen selaku penyelenggara layanan pendidikan akan menjadi dasar pijakan untuk terus melakukan perbaikan dalam pelaksanaan tugasnya.

Apa saja yang dinilai?


Untuk mengetahui tingkat kinerja dosen selama satu semester. Evaluasi ini diupayakan agar terciptanya hal-hal positif terhadap kinerja dosen dalam pelaksanaan tugasnya. Tugas utama dosen pada institusi Pendidikan Tinggi adalah sebagai pelaksana kegiatan Tri Dharma, sehingga yang akan menjadi sasaran evaluasi kinerja dosen meliputi:
  • Penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan Pendidikan dan Pengajaran
  • Kompetensi
  • Manajemen waktu dan proses belajar mengajar
  • Konstribus diluar kelas

Siapa saja yang terlibat?

Penilaian kinerja dosen meliputi penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan Pendidikan dan Pengajaran dengan melibatkan:
  • Mahasaiswa
  • Pimpinan
  • Lembaga Penjaminan Mutu (LPM)

Kapan waktu pelaksanaanya?

Kegiatan evaluasi atau penilaian kinerja dosen biasanya dilaksanakan pada akhir perkuliahan minggu ke-14 sampai dengan minggu ke-15 dari 16 pertemuan setiap mata kuliah.

Mekanisme pelaksanaannya dimulai dengan menyusun dan menyiapkan kuesioner oleh Lembaga Penjaminan Mutu (LPM), dilanjutkan dengan pemberitahuan kepada seluruh dosen, penyempurnaan kuesioner, dan penggandaan kuesioner diawal pelaksanaan semester.

Setelah mengikuti perkuliahan ke-14 atau perkuliahan ke-15, kuesioner diberikan kepada mahasiswa dan diminta untuk menuliskan jawabannya terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dimuat dalam kuesioner dengan alokasi waktu maksimal 30 menit. Kuesioner yang telah dijawab oleh mahasiswa kemudian dikumpulkan kembali untuk diolah dan dianalisis kemudian disajikan sebagai laporan.

Contoh Form Penilaian Kinerja Dosen Menggunakan Google Form

Friday, January 12, 2018

Wow Ini dia Profesi dalam bidang Teknologi Informasi

Profesi dalam bidang Teknologi Informasi

Saat ini ada banyak aneka profesi di bidang IT atau Teknologi Informasi. Perkembangan dunia IT telah melahirkan bidang baru yang tidak terlepas dari tujuan utamanya yaitu untuk semakin memudahkan manusia dalam melakukan segala aktifitas. Munculnya bidang IT yang baru juga memunculkan profesi di bidang IT yang semakin menjurus sesuai dengan keahlian masing-masing.
Secara umum, pekerjaan di bidang teknologi informasi setidaknya dapat dikelompokan sesuai bidangnya, misalnya.