Sunday, December 31, 2017

Bentuk dan Fungsi Bagian Surat, Surat Resmi, Surat Tidak Resmi, Surat Pribadi, Surat Dinas

Bentuk Dan Fungsi Surat

Pada dasarnya bentuk surat dibedakan dua bentuk saja. Bentuk-bentuk surat yang lain merupakan variasi dari bentuk surat tersebut. Kedua bentuk surat tersebut adalah bentuk lurus atau bentuk balok (block style) dan bentuk lekuk (indented style).

Penggolongan dan Pembagian Surat

  • Berdasar kepentingan isi surat: Surat pribadi: formal dan non formal  Surat dinas: surat keterangan, surat jalan, surat kelakuan baik, surat izin, dan sebagainya. - Surat niaga: surat perkenalan, surat permintaan penawaran, surat pesanan dan balasannya, surat pengiriman pesanan, surat tagihan, surat klaim, surat-surat ketatausahaan, dan sebagainya.
  • Berdasar wujud fisik surat: surat bersampul, surat tanpa sampul, kartu pos, faksimili, e-mail.
  • Berdasar cara pengiriman: surat kilat khusus, kilat, pengiriman biasa, surat-surat elektronik.
  • Berdasar tingkat kerahasiaan: sangat rahasia, rahasia, konfidensial (terbatas), biasa.
  • Berdasar jumlah sasaran: biasa, edaran dan pengumuman
  • Berdasarkan tingkat penyelesaiannya : sangat penting, penting, biasa.

Bentuk Tata letak Surat

Bentuk tataletaknya: lurus penuh, lurus, setengah lurus, alinea menggantung, lekuk, resmi. Bentuk-bentuk surat dalam bahasa Indonesia secara garis besar dikelompokkan sebagai berikut:
  • Bentuk Lurus Penuh (Full Block Style) Bentuk surat seperti ini adalah bentuk surat yang paling mudah.
  • Bentuk Lurus (Block Style) Pada umumnya bentuk semacam ini banyak digunakan di perusahaan.
  • Bentuk Setengah Lurus (Semi Block Style)
  • Bentuk Lekuk (Indented Style) Bentuk semacam ini cocok untuk surat yang alamat tujuannya singkat.
  • Bentuk Resmi (Official Style) Bentuk semacam ini biasanya banyak digunakan oleh instansi pemerintah.
  • Bentuk Alinea Menggantung (Hanging Paragraph Style)
  • Bentuk Surat Resmi Gaya Baru

Bagian-bagian Surat

(1) kepala surat (2)  tanggal, bulan, tahun surat (3)  nomor surat (4)  lampiran (5)  hal atau perihal (6)  alamat yang dituju (alamat dalam) (7)  salam pembuka (8a)  alenia pembuka (8b)  isi surat (8c)  alenia penutup (9)  salam penutup (10)  tanda tangan penanggungjawab surat (11)  nama penanggungjawab surat (12) jabatan penanggungjawab surat (13) tembusan (14)  inisial

Bagan Bentuk Surat

Bentuk Lurus Penuh (Full Block Style)
Bentuk Lurus Penuh (Full Block Style)

Bentuk Lurus (Block Style)
Bentuk Lurus (Block Style)

Fungsi Bagian Surat

Kepala Surat (Kop Surat)
Untuk mempermudah mengetahui nama dan alamat kantor/organisasi atau keterangan lain mengenai badan, organisasi atau instansi yang mengirim surat tersebut. Biasanya kepala surat disusun dan dicetak dalam bentuk yang menarik, dan terdiri atas:
  • Nama kantor badan, organisasi atau instansi;
  • Alamat lengkap;
  • Nomor telepon (bila ada), faksimili (bila ada)
  • Nomor kotak pos atau tromol pos (bila ada)
  • Nama alamat kawat dan nomor telex (bila ada)
  • Moto (bila ada)
  • E-mail, situs (bila ada)
  • Macam usaha
  • Nama dan alamat kantor cabang (bila ada)
  • Nama bankir (untuk referensi)
  • Lambang atau simbol (logo) dari organisasi atau instansi yang bersangkutan.
  • Kepala surat untuk swasta dibuat bebas sesuai dengan citra pemilik perusahaan, tetapi untuk dinas pemerintah ada ketentuan tersendiri.

Tanggal Surat

Apabila sudah ada kepala surat, maka menuliskan tanggal tidak perlu didahului oleh nama tempat/kota. Tanggal, bulan, dan tahun dituliskan secara lengkap. 
Contoh: 28 Februari 2006 29 Juni 2006

Nomor Surat

Setiap surat resmi yang keluar hendaknya diberi nomor, yang biasanya dinamakan nomor verbal (urut). Nomor surat dan kode tertentu pada surat dinas itu berguna untuk:
  • Memudahkan pengaturan dan penyimpanan sebagai arsip
  • Memudahkan penunjukan pada waktu mengadakan hubungan surat menyurat
  • Memudahkan mencari surat itu kembali bilamana surat diperlukan
  • Memudahkan petugas kearsipan dalam menggolongkan (mengklasifikasikan) penyimpanan surat
  • Mengetahui jumlah surat keluar pada suatu periode tertentu

Lampiran

Surat yang melampirkan sesuatu misalnya kuitansi atau fotokopi, dalam bagian surat perlu dituliskan kata “lampiran”, yang diikuti jumlah yang dilampirkan. 
Misalnya, lampiran : 2 (dua) eksemplar atau 1 (satu) berkas. Untuk surat bisnis ada 2 cara: a. di bawah nomor b. atau di kiri bawah

Hal atau perihal

Sebaiknya pada setiap surat resmi, baik surat dinas pemerintah maupun swasta (bisnis), selalu dicantumkan pokok atau inti dari surat tersebut. Pada surat dinas pemerintah, penulisan kata “Hal” atau “Perihal” dicantumkan di bawah kata “Lampiran” secara vertikal, dengan catatan tidak boleh melewati tanggal surat. Penulisan perihal ada 3 cara yaitu:
a. Sebelum penulisan alamat dalam
b. Setelah penulisan selesai alamat dalam
c. Setelah salam pembuka

Alamat yang dituju

Dalam menulis alamat surat, alamat luar (di amplop surat) harus sama dengan alamat dalam (alamat yang dituju) Ada dua cara penulisan nama orang yang dituju;
a. Dengan mencantumkan kata “Saudara, Bapak, Ibu”
b. Namun apabila pengirim surat mau menyebut secara resmi dengan jabatan, pangkat, atau gelar akademis yang ada pada penerima

Saturday, December 30, 2017

Menulis Surat Resmi, contoh kop surat perusahaan, contoh undangan resmi

Menulis Surat Resmi beserta Contohnya

DASAR SURAT MENYURAT

Arti dan Fungsi Surat
Surat adalah suatu sarana untuk menyampaikan informasi secara tertulis dari pihak yangsatu kepada pihak lain. Informasi dalam surat dapat berupa pemberitahuan, pernyataan,permintaan, laporan, pemikiran, sanggahan, dan sebagainya. Agar komunikasi melalui surat dinilai efektif, maka isi atau maksud surat harus terang dan jelas, serta tidak menimbulkan salah arti pada pihak penerima.

Tujuan Menulis Surat
Tujuan menulis surat secara garis besar diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu:
  • Menyampaikan informasi kepada pembaca surat;
  • Mendapatkan tanggapan dari pembaca surat tentang isi surat;
  • Ingin mendapatkan tanggapan dan menyampaikan informasi kepada pembaca surat.

Korespondensi dan Koresponden
Korespondensi searti dengan surat-menyurat. Korespondensi adalah suatu kegiatan atau hubungan yang dilakukan secara terus-menerus antara dua pihak yang dilakukan dengan saling berkiriman surat.

Korespondensi dalam suatu kantor, instansi, atau organisasi dibagi menjadi dua, yakni:
  1. Korespondensi Eksteren, yaitu hubungan surat-menyurat yang dilakukan oleh kantoratau bagian-bagiannya dengan pihak luar.
  2. Korespondensi Interen, yaitu hubungan surat-menyurat yang dilakukan olehorang-orang dalam suatu kantor, termasuk hubungan antara kantor pusat dengan kantorcabang.
Koresponden adalah orang yang berhak atau mempunyai wewenang menandatangani surat, baik atas nama perorangan maupun kantor atau organisasi.

Fungsi Surat
Fungsi surat dalam suatu organisasi antara lain:
  • Surat sebagai media komunikasi.
  • Surat sebagai barometer.
  • Surat sebagai duta penulis.
  • Surat sebagai bukti tertulis.
  • Surat sebagai salah satu otak kegiatan suatu kantor
Kelebihan Surat:
  • Murah
  • Daya jangkau lebih luas
  • Bersifat formal dan efektif
  • Bisa dijadikan bukti hitam di atas putih
Kelemahan Penyusunan Surat pada umumnya:
  • Susunan surat ruwet
  • Kalimat tidak lengkap atau berbelit-belit
  • Penggunaan tanda baca yang tidak pada tempatnya
  • Penulisan kalimat tidak sesusai EYD
  • Pemakaian istilah asing yang tidak perlu atau tidak tepat
  • Menciptakan istilah sendiri yang tidak lazim/tidak sesuai Pedoman Umum
  • Pembentukan Istilah dalam bahasa Indonesia
  • Tata bahasa tidak teratur
  • Pengungkapan gagasan tidak logis
  • Kurang sopan atau terlalu banyak memuji dan basa-basi
  • Ketikan banyak yang salah
  • Penggunaan model yang tidak menentu
Syarat-syarat surat yang baik
Secara garis besar suatu surat dapat dikatakan baik apabila memenuhi kriteria berikut ini:
  • Surat disusun dengan teknik penyusunan yang benar, yaitu:Penyusunan letak bagian-bagian surat (bentuk surat) tepat sesuai dengan aturan atau pedoman yang telah ditentukan.Pengetikan surat benar, jelas, bersih, dan rapi, dengan format yang menarik.Pemakaian kertas sesuai dengan ukuran umum.
  • Isi surat harus dinyatakan secara ringkas, jelas, dan eksplisit. Hal ini dimaksudkan agar penerima dapat memahami isi surat dengan cepat, tepat, tidak ragu-ragu dan pengirim pun memperoleh jawaban secara cepat sesuai yang dikehendaki.
  • Bahasa yang digunakan haruslah bahasa Indonesia yang benar atau baku, sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, baik mengenai pemilihan kata, ejaan, bentuk kata, maupun kalimatnya. Selain itu, bahasa surat haruslah efektif. Bahasa surat juga harus wajar, logis, hemat kata, cermat dalam pemilihan kata, sopan, dan menarik. Nada surat harus hormat, sopan dan simpatik. Sedapat mungkin hindari pemakaian bahasa asing yang padanannya sudah ada dalam bahasa Indonesia.

Menulis Surat Resmi, contoh kop surat perusahaan, contoh undangan resmi

Baca Juga :
Untuk menyusun surat yang baik, penulis harus mengindahkan hal-hal berikut:
  • Menetapkann lebih dahulu maksud surat, yaitu pokok pembicaraan yang ingindisampaikan kepada penerima surat, apakah itu berupa pemberitahuan, pernyataan,pertanyaan, permintaan, laporan atau hal lain.
  • Menetapkan urutan masalah yang akan dituliskan.
  • Merumuskan pokok pembicaraan itu satu persatu secara runtut, logis, teratur denganmenggunakan kalimat dan ungkapan yang menarik, segar, sopan, dan mudah ditangkap pembaca.
  • Menghindarkan sejauh mungkin penggunaan singkatan kata atau akronim, lebih-lebihyang tidak biasa atau singkatan bentuk sendiri.
  • Memperhatikan dan menguasai bentuk surat dan penulisan bagian-bagiannya.
  • Mengikuti pedoman penulisan ejaan dan tanda baca sebagaimana digariskan oleh Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan PedomanPembentukan Istilah dalam Bahasa Indonesia.
Dalam praktik di lapangan, masih banyak surat resmi yang penyusunannya tidak cermat,
tidak memenuhi syarat-syarat surat yang baik. Oleh karena itu, pahamilah aturan-aturan tentang surat yang baik serta milikilah kepandaian atau keterampilan dalam menyusun Surat

BAHASA SURAT

Kriteria Bahasa Surat Yang Baik

Bahasa surat harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
  • Bahasa baku
  • Bahasa jelas atau tidak bermakna ganda
  • Lugas: tidak mubazir, tidak banyak basa-basi, mengikuti perkembangan bahasa surat
  • Efektif dan efisien
  • Bahasa padu, tiap gagasan dituangkan dalam 1 paragraf
  • Bernalar
  • Menarik atau mengandung rasa bahasa: kosa kata tepat, optimis, menghindari pengungkapan secara langsung hal-hal yang tidak menyenangkan
  • Taat asas

Ciri paragraf yang baik:

  • mengandung kesatuan isi
  • kepaduan antar kalimat
  • ada pengembangan gagasan pokok

Kapan Bahasa Baku Digunakan

  • Komunikasi resmi: surat resmi, pengumuman, perundang-undangan, dan lain-lain.
  • Wacana teknik: notulen, laporan resmi, penulisan ilmiah.
  • Pembicaraan di muka umum: rapat, ceramah, perkuliahan, seminar, dan lain-lain.
  • Pembicaraan dengan orang yang dihormati.

EYD Yang Sering Digunakan Dalam Surat Menyurat

a. Penulisan Nama dan Alamat Perusahaan
1. PT Persada Nusantara Jalan Laksamana Yos Sudarso 101 Bandar lampung 35256
2. PT Dian Rama Putra
    Jalan H. Muhammad Salim 22 Bandar Lampung 35146

b. Penulisan Nama Jabatan
Nama jabatan yang lazim di lingkungan perusahaan yaitu direktur, manajer, kepala, ketua. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama-nama jabatan jika diikuti nama perusahaan. Contoh: 1. Direktur Utama PT Mandiri 2. Manajer PT Nusantara

c. Penulisan Bentuk Singkatan dan Akronim
Singkatan umum yang terdiri atas dua huruf, setiap hurufnya diikuti tanda titik. Contohnya: 1. a.n. : atas nama 2. d.a. : dengan alamat 3. s.d. : sampai dengan Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf hanya diikuti satu tanda titik, contohnya: 1. Yth. : Yang terhormat 2. Bpk. : Bapak 3. Sdr. : Saudara 4. Jln. : Jalan Singkatan lain yang diikuti tanda titik adalah singkatan nama orang dan singkatan nama gelar, baik gelar kesarjanaan, gelar bangsawan, maupun gelar keagamaan, misalnya:

  • A. Yani : Ahmad Yani (singkatan nama)
  • H. Saleh : Haji Saleh (singkatan gelar keagamaan)
  • Ir. Shofia : Insinyur Shofia (singkatan gelar kesarjanaan)

Singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan lambang mata uang tidak diikuti tanda titik, contohnya:
  •  cm : centimeter
  •  kg : kilogram
Singkatan nama perusahaan, lembaga pemerintah, organisasi, dan nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal ditulis dengan huruf kapital dan tidak diberi tanda titik Contohnya:
  • MPR : Majelis Permusyawaratan Rakyat
  • PT : Perseroan Terbatas
Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital. Contohnya:
  • Toserba : Toko Serba Ada
  • Unila : Universitas Lampung
Penulisan Bagian-bagian Pelengkap Surat Niaga
Penulisan tanggal Unsur-unsur yang ditulis pada bagian ini ialah tanggal, nama bulan, dan tahun. Contoh: 15 Mei 2006,11 April 2006

Penulisan nomor, hal, lampiran, dan tembusan
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dari keempat bagian itu. Antara bagian-bagian itu dengan keterangan yang mengacunya dipakai tanda titik dua. Contoh:
Nomor      : 123
Hal           : Permintaan Penangguhan
Lampiran : Dua lembar
Tembusan :
  1. Direktur PT Multimatra Perkasa
  2. Manajer Hotel Bumi Asih Jaya
  3. Direksi Bank Pacific
Penulisan salam pembuka dan salam penutup
Penulisan kedua jenis salam ini diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda koma. Contoh: Salam pembuka Salam penutup Dengan hormat, Hormat kami, Bpk. Ridwan yang terhormat, Salam takzim, Salam penutup dibubuhi tanda tangan dan nama jelas pengirim serta jabatannya.


Tuesday, December 5, 2017

Perancangan Sistem Informasi

Tags

ARSITEKTUR DAN PEMODELAN APLIKASI


Arsitektur Aplikasi

Arsitektur Aplikasi adalah sebuah spesifikasi teknologi yang digunakan untuk mengimplementasi sistem informasi. juga untuk menentukan teknologi yang akan ddipakai untuk mengimplementasikan satu atau lebih sistem informasi. Arsitektur aplikasi berfungsi sebagai outline untuk desain, konstruksi, dan implementasi terperinci. arsitektural akan mengkomunikasikan keputusan sebagai berikut :

  • Tingkat dimana sistem informasi akan di sentralkan atau di distribusikan.
  • Distribusi data tersimpan pada sebuah jaringan.
  • Implementasi teknologi untuk semua perangkat lunak untuk dikembangkan in-house.
  • Integrasi dari semua perangkat lunak.
  • Teknologi yang digunakan untuk mengimplementasi antarmuka pengguna.
  • Teknologi yang digunakan untuk mengantarmuka dengan sistem lain.

Diagram Aliran Data Fisik
Physical data flow diagram adalah sebuah model proses yang digunakan untuk mengkomunikasikan karakteristik implementasi teknis pada sebuah sistem informasi. Analis sistem perli mengembangkan berbagai model sistem dan spesifikasi terperinci.
  • DFD ( Data Flow Diagram) fisik dari sistem saat ini. Untuk membantu analis mengidentifikasi dan menganalisa masalah fisik pada sistem.
  • DFD logis dari sistem saat ini, merupakan transformasi DFD fisik yang menghapus semua rincian fisik
  • DFD logis dari sistem target. DFD logis dan spesifikasinya yang menyertainya dimaksudkan untuk menggambarkan persyaratan nonteknis rinci untuk sebuah sistem beru.
  • DFD fisik  dari sistem target. DFD fisik untuk mengajukan dan memodelkan pilihan teknologi dan keputusan desain untuk semua proses logis, aliran data, dan data store.
  • Bagan struktur dari elemen perangkat lunak dari sistem target.

PROSES FISIK
Proses adalah bentuk kunci pada semua DFD. Itulah mengapa DFD disebut model proses. DFD fisik menggambarkan implementasi fisik dari setiap proses yang telah direncanakan. Pada awal sebuah proyek, selama analisis persyaratan, kita menentukan proses logis yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan bisnis yang esensial. dan ada dua karakteristik DFD :
  1. Proses logis sering ditetapkan untuk prosesor fisik khusus seperti PC Server, mainframe,orang,atau alat-alat lain dalam sebuah jaringan komputer. Sampai saat ini kita dapat menggambarkan sebuah DFD fisik untuk memodelkan struktur jaringan.
  2. Tiap proses logis harus diimplementasikan sebagai satu atau lebih proses fisik karena beberapa proses logis harus dibagi menjadi banyak proses fisik.

Satu konstruk proses fisik akhir yang harus diperkenalkan, yakni multi proses. Multiproses mengindikasikan banyak implementasi dari proses atau prosesor fisik yang sama.

ALIRAN DATA FISIK
Perlu diingat bahwa semua proses pada seluruh DFD harus memiliki sedikitnya satu input dan satu output aliran data. Aliran data fisik menggambarkan hal berikut :
  1. Implementasi terencana sebuah input ke atau output dari sebuah proses fisik.
  2. perintah database, atau tindakan seperti membuat, membaca,memperbaharui, atau menghapus.
  3. Impor data dari atau ekspor data ke sistem informasi lain melalui sebuah jaringan.
  4. Aliran data antara dan modul atau subrutin di dalam program yang sama.

DATA STORE FISIK
Data store fisik menggambarkan implementasi salah satu dari hal berikut :
  1. Database
  2. Tabel pada sebuah database
  3. File komputer
  4. Tape atau media backup dari semua yang penting
  5. Semua temporary file atau batch yang dibutuhkan oleh sebuah program
  6. Beberapa tipe file yang tidak terkomputerisasi.

Perancangan Sistem Informasi
Berikut Merupakan contoh gambar Aliran Data Fisik
Untitled-1



Untitled-2
Kerangka kerja sistem informasi menyajikan sebuah kerangka dasar yang sesuai untuk memahami arsitektur TI. Blok embangunan kita akan di distribusikan atau dipublikasikan di luar jaringan. Konsep ini biasa disebut pendekatan arsitektur sistem terdistribusi.

Arsitektur teknologi Informasi
Pendekatan Arsitektur Sistem Terdistribusi
Dis-ed system terdistribusi adalah sistem dimana komponen-komponen pada sebuah sistem informasi didistribusikan berbagai lokasi pada sebuah jaringan komputer.  Dengan demikian beban kerja pemrosesan yang diperlukan untuk mendukung komponen- komponen tersebut juga didistribusikan ke berbagai komputer pada jaringan.

Kebalikan dari sistem terdistribusi adalah sistem tersentralisasi.
Pada sistem tersentralisasi  sebuah komputer pusat multiuser menghost semua komponen sebuah sistem informasi. Para pengguna berinteraksi dengan komputer host ini dengan terminal-terminal, tetapi secara virtual semua pemrosesan dan kerja aktual dilakukan di komputer hosttersebut.

Secara konseptual, semua aplikasi sistem informasi dapat dipetakan menjadi lima layer :
  1. Presentation layer adalah antarmuka pengguna aktual
  2. Presentation logic layer adalah semua pemrosesan yang harus dilakukan untuk menghasilkan presentasi
  3. Aplication Logic Layer memasukka semua logika dan pemrosesan yang dibutuhkan untuk mendukung aplikasi dan aturan bisnis aktual
  4. Data manipulation layer memasukkan semua perintah dan logika yang diperlukan untuk menyimpan dan mendapatkan kembali ke data ke dan dari sebuah database
  5. Data layer adalah data aktual yang tersimpan dalam sebuah database

Pendekatan Arsitektur File Server
Aplikasi file server praktis hanya untuk aplikasi database kecil yang dipakai bersama oleh sedikit pengguna karena seluruh file atau kabel record harus terlebih dahulu di download ke PC client, dimana logika manipulasi data akan di eksekusi untuk membaca satu record tunggal yang diinginkan.

Beberapa Tipe server dapat digabungkan dalam solusi klien/server. Hal ini dapat ada pada sever fisik terpisah atau digabungkan ke dalam server-server yang lebih kecil :
  • Database Server
  • Transaction Server
  • Aplication Server
  • Messaging / Groupware Server
  • Web Server

Klien/Server-Data dan Aplikasi Terdistribusi
Data dan aplikasi terdistribusi adalah sistem klien/server dimana layer data dan manipulasi data ditempatkan di server dia sendiri, logika aplikasi ditempatkan pada servernya sendiri, dan logika presentasi dan presentasi ditempatkan pada klien. Disebut juga komputasi klien/server three-tiered atau n-tiered.

Arsitektur Komputasi Berbasis Internet
Network computing system merupakan solusi multiered dimana layer persentasi dan logika persentasi diimplementasikan pada web browser client-side dengan menggunakan content yang di download dari sebuah web server. potensi terbesar dari teknologi internet adalah aplikasinya untuk aplikasi sistem informasi tradisional dan pengembangan pada intranet. intranet adalah jaringan server yang menggunakan teknologi internet untuk mengintegrasikan desktop, workgroup, dan komputasi  perusahaan.

Arsitektur data-Database relasional terdistribusi
Memungkinkan dilakukannya distribusi data tanpa kehilangan kontrol. Kontrol ini dipenuhi melalui kemajuan pada teknologi database relasional terdistribusi. Distributed Relational Database Management System (distributed RDBMS) adalah sebuah program perangkat lunak yang mengontrol akses ke dan memelihara data yang tersimpan pada format relational. Perangkat lunak ini juga menyediakan backup, recovery, dan keamanan. Sebagian RDBMS mendukung dua tipe data terdistribusi:
  • Data partitioning. Mendistribusikan baris dan kolom ke server database khusus dengan sedikit atau tidak ada duplikasi antar server.
  • Data replication. Menduplikasikan beberapa atau semua tabel pada satu atau lebih server database.
Arsitektur antarmuka-Input, Output, dan Middleware
  • Batch input atau batch output. Pada proses batch, transaksi diakumulasikan menjadi batche-batche pada pemrosesan periodik. Batch input diproses untuk memperbarui database dan memproduksi output utama. Batch output sering dipakai berupa satu karakteristik fisik umum, yakni penggunaan sebuah form yang belum tercetak.
  • Input online dan output online. Saat ini sebagian besar sistem didesain untuk proses online, bahkan jika data tersebut tiba pada batch-batch yang natural. Secara teknis semua GUI dan aplikasi web adalah online, dan kita telah mengetahui bahwa arsitektur tersebut lebih cocok pada klien/server komputer jaringan, kemudian kita dapat mengharapkan bahwa sebagian besar aliran data fisik akan diimplementasikan dengan beberapa tipe teknologi GUI.
  • Remote batch. Menggabungkan aspek-aspek terbaik dari batch input/ output dan input/output online. Komputer online terdistribusi mengendalikan editing dan input data. Transaksi yang telah diedit dikumpulkan menjadi sebuah file batch untuk transmisi berikutnya ke komputer host yang memproses file sebagai batch. Hasilnya ditransmisikan kembali sebagai batch.
  • Keyless data entry (dan identifikasi otomatis). Pada sistem baru, beberapa teknologi yang mengurangi kemungkinan kesalahan keying seharusnya dipertimbangkan. Pada sistem batch, kesalahan keying dapat dieliminasi melalui teknologi Optical Character Reading (OCR) dan Optical Mark Reading (0MR).
  • Pen Input. Sistem operasi berbasis pen secara luas tersedia dan digunakan, dan alat-alat untuk membangun aplikasi pen menjadi tersedia dan distandarisasikan.
  • Teknologi electronic messaging dan workgroup. Memperbolehkan konstruksi form-form elektronik pintar yang dapat diintegrasikan ke dalam beberapa aplikasi. Layanan messaging dasar juga dapat diintegrasikan ke dalam aplikasi-aplikasi.
  • Pertukaran data elektronik. Bisnis yang beroperasi pada beberapa lokasi dan bisnis yang mencari pertukaran transaksi dan data yang lebih efisien dengan bisnis lain, sering menggunakan pertukaran elektronik. Electronic Data Interchange (EDI) adalah aliran elektronik terstandarisasi dari  transaksi atau data bisnis di antara bisnis-bisnis.
  • Pertukaran imaging dan pertukaran dokumen. Teknologi I/O yang muncul didasarkan pada pertukaran gambar dan dokumen, ini serupa dengan EDI kecuali gambar aktual dari form dan data ditransmisikan dan diterima. Secara khusus hal ini berguna dalam aplikasi dimana form gambar dan grafik dibutuhkan.
  • Middleware. Adalah perangkat lunak utility yang memungkinkan komunikasi antara prosesor yang berbeda pada suatu sistem. Middleware dapat dibangun pada sistem operasi itu tersendiri atau ditambahkan melalui produk middleware yang telah ada.

Arsiteksur proses-lingkungan pengembangan perangkat lunak
Software Development Environment (SDE) adalah sebuah bahasa dan toolkit untuk mengkonstruksi aplikasi sistem informasi. Satu cara untuk mengikuti tipe klien/ server atau arsitektur komputasi jaringan yang mereka dukung.

SDE untuk komputasi tersentralisasi dan presentasi terdistribusi.
Lingkungan pengembangan perangkat lunak pada komputer tersentralisasi adalah sangan sederhana, terdiri dari:
  • Sebuah editor dan kompiler
  • Sebuah monitor transaksi
  • Sebuah sistem manajemen file.
SDE untuk klien/server two-tier
Umumnya sebuah SDE memberikan hal-hal berikut:
  • Rapid application development untuk membangun dengan cepat GUI yang akan diganti dan dieksekusi disemua PC klien
  • Pembangkitan otomatis kode template untuk GUI tersebut dan event-event yang terkait dengan menggunakan GUI
  • Bahasa pemrograman yang dikomplikasi untuk replikasi dan eksekusi pada PC klien
  • Konektivitas untuk berbagai mesin database relasional dan interoperabilitas dengan mesin-mesin tersebut
  • Kode testing yang sopistikated dan lingkungan debugging untuk klien
  • Lingkungan pengujian sistem yang membantu programmer mengembangkan, memelihara, dan menjalankan script pengujian dan memastikan bahwa perubahan kode tidak menimnulkan masalah baru
  • Lingkungan penulisan laporan untuk menyederhakanan pembuatan laporan pengguna akhir baru ini sebuah database remote.
  • Sistem help authoring untuk PC klien
SDE untuk multitier klien/user
Umumnya, SDE dalam kelas ini harus memberikan semua kapabilitas yang umumnya terkait dengan SDE two-tiered plus hal-hal berikut:
  • Mendukung platform komputasi yang heterogen, baik server maupun klien
  • Pembangkitan kode dan pemrograman baik untuk klien maupun server
  • Sangat menekankan reusability dengan menggunakan framework, template, komponen, dan objek aplikasi dari perangkat lunak
  • Alat-alat bundled minicase untuk analisis dan desain yang berinteroperasi dengan pembangkit kode dan editor
  • Alat-alat yang membantu analisis dan programmer untuk mempartisi komponen-komponen aplikasi antara klien dan server
  • Alat-alat yang membantu developer menyebarkan dan mengelola aplikasi-aplikasi yang telah selesai bagi klien dan server
  • Kemampuan untuk secara otomatis menskala aplikasi untuk platform yang lebih besar dan berbeda, server dan klien
  • Kontrol versi perangkat lunak yang sopistikated dan manajemen aplikasi
SDE untuk internet dan internet klien/server
Kebanyakan bahasa tersebut bangun pada empat teknologi standar:
  • HTML (Hypertext Markup Language)
  • XML (Extensible Markup Language)
  • CGI (Computer Gateway Interface)
  • Java
Strategi arsitektur aplikasi untuk desain sistem
Strategi arsitektur aplikasi enterprise
Arsitektur IT ini menentukan hal-hal berikut:
  • Jaringan yang diakui, data, antar muka, dan teknologi pemrosesan dan alat-alat pengembangan (hardware dan software)
  • Strategi untuk mengintegrasikan sistem legacy dan teknologi ke dalam arsitektur aplikasi
  • Proses berkelanjutan untuk meninjau arsitektur aplikasi untuk kekinian dan ketepatan
  • Proses berkelanjutan untuk meneliti berbagai teknologi yang muncul dan membuat rekomendasi untuk keterlibatan teknologi tersebut didalam arsitektur aplikasi
  • Sebuah proses untuk menganalisis berbagai kebutuhan yang berasal dari arsitektur aplikasi yang telah disetujui
Strategi arsitektur aplikasi taktis
Uji kelayakan TI biasanya memasukkan aspek-aspek berikut:
  • Kelayakan teknis. Dapat menjadi ukuran kematangan teknologi, kesesuaian teknologi dengan aplikasi yang sedang didesain
  • Kelayakan operasional. Sebuah ukuran seberapa nyaman menejemen bisnis dan para pengguna teknologi tersebut dan seberapa nyaman para manajer mendukung teknologi tersebut
  • Kelayakan ekonomis. Ukuran mengenai apakah teknologi tersebut dapat dikelola tanpa resiko besar, apakah efektif-biaya, dalam arti manfaatnya lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan.

Pemodelan arsitektur aplikasi untuk sebuah sistem informasi
Menggambarkan diagram aliran data fisik
Desain yang dapat diterima akan menghasilkan:
  • Sebuah sistem yang bekerja
  • Sebuah sistem yang memenuhi persyaratan pengguna
  • Sebuah sistem yang menyediakan performa yang memadai
  • Sebuah sistem yang memasukkan kontrol internal yang cukup
  • Sebuah sistem yang mampu menyesuaikan dengan persyaratan dan perubahan yang terus menerus
Kita dapat mengembangkan sebuah DFD fisik tunggal pada keseluruhan sistem atau seperangkat DFD fisik pada sistem target. Dengan metodologi sebagai berikut:
  • Diagram aliran data sifik seharusnya dikembangkan pada arsitektur jaringan. Tiap proses pada diagram ini adalah proses fisik pada sebuah sistem. Tiap server adalah prosesor itu sendiri; akan tetapi, biasanya tidak praktis untuk menunjukaan tiap klien
  • Pada setiap prosesor pada model tersebut, harus dikembangkan sebuah diagramaliran data fisik untuk menunjukkan sebuah proses event yang akan ditetapkan untuk prosesor tersebut
  • Pada semua, kecuali proses event yang paling sederhana, proses harus difaktorkan menjadi unit-unit desain dan dimodelkan sebagai sebuah diagram aliran data fisik tunggal. Unit desain merupakan kumpulan proses self-contained, data store, dan aliran-a;iran data yang berbagi pakai atribut-atribut desain yang sama.
Prasyarat (Prerequisite)
Desain umum anda biasanya dibatasi oleh satu atau lebih hal berikut:
  • Standar-standar arsitektur dimana hal-hal berikut ini belum ditentukan: pilihan sistem manajemen database, topologi dan teknologi jaringan, antarmuka pengguna, dan atau metode pemrosesan
  • Sasaran proyek yang didefinisikan pada awal sisem dan disaring melalui analisis sistem
  • Kelayakan dari teknologi dan metode yang telah dipilh tau yang diinginkan
Arsitektur jaringan
DFD arsitektur jaringan adalah sebuah diagram aliran data fisik yang mengalokasikan prosesor dan alat-alat pada sebuah jaringan dan menetapkan konektivitas antara klien dan server dan dimana para pengguna akan berinteraksi dengan prosesor. Untuk mengidentifikasi prosesor berikut lokasinya, pengembang menggunakan dua sumber berikut:
  • Jika ada arsitektur teknologi informasi perusahaan, maka arsitektur tersebut kemungkinan besar menentukan visi klien/server yang harus ditargetkan
  • Advis para manajer jaringan yang berkompeten dan atau para spesialis harus dikumpulkan untuk menentukan apa yang terjadi, apa yang mungkin terjadi, dan apa impact sistem tersebut kepada jaringan computer.


Gambar Berikut merupakan Arsitektur Jaringan
Distribusi data dan teknologi
Langkah berikutnya adalah mendistribusikan data store pada prosesor jaringan. Data store logis yang dibutuhkan telah dikenal dari analisis sistem seperti data store pada DFD logis atau entity-entity pada ERD logis. Untuk mendistribusikan data dan menetapkan metode implementasinya, para pengembang menggunakan tiga sumber berikut:
  • Jika tersedia, matriks distribusi data dari analisis sistem memodelkan data yang diperlukan pada lokasi bisnis dari sebuah perspektif teknologi yang independen
  • Jika tersedia arsitektur teknologi informasi perusahaan, arsitektur tersebut kemungkinan besar menentukan visi dan teknologi database yang harus ditergetkan
  • Advis dari administrator data dan database harus dikumpulkan untuk menentukan apa yang terjadi, apa yang mungkin terjadi, dan apa dampak database tersebut pada keseluruhan sistem
Pilihan-pilihan distribusi dideskripsikan dan diringkas sebagai berikut:
  • Menyimpan semua data pada server tunggal
  • Menyimpan tabel-tabel khusus pada server-server yang berbeda
  • Menyimpan subset dari tabel-tabel spesifik pada server-server yang berbeda
  • Melakukan duplikasi tabel-tabel spesifikasi atau subset-subset pada server-server yang berbeda
Distribusi proses dan teknologi yang ditetapkan
Pada saat ini proses-proses sistem informasi dapat ditetapkan untuk proses berikut:
  • Pada sistem klien/server two-tiered, semua diagram event logis ditugaskan pada klien
  • Pada klien/server three-tiered dan sistem komputasi jaringan, anda harus terus meneliti setiap aliran data primitif dari event. Dan perlu menentukan proses primitif mana yang ditugaskan pada klien dan mana yang harus ditugaskan pada aplikasi server
Batasan orang/mesin
Langkah terakhir pada proses desain adalah memfaktorkan semua bagian dari DFD fisik yang merepresentasikan proses manual, bukan proses komputerisasi. Kesulitan muncul saat batasan orang/mesin memotong sebuah proses logis, dengan kata lain satu bagian dari proses itu akan dijadikan manual dan bagian lain dikomputerisasi.


Mengukur Produktifitas Dalam Pengembangan Perangkat Lunak

Tags
  1. Latar Belakang Masalah
Pada pertengahan tahun 60 sampai 70-an banyak dikembangkan sistem-sistem perangkat lunak yang besar. Sistem-sistem yang dikembangkan ini banyak yang dipandang tidak efisien, kurang berhasil, bahkan banyak yang gagal. Kegagalan ini disebabkan karena tidak tersedianya teknik pengembangan perangkat lunak yang baik. Pada awal tahun 70-an mulai muncul metodologi-metodologi pengembangan perangkat lunak yang cukup baik.
Pengembangan perangkat lunak dapat diartikan sebagai proses membuat suatu perangkat lunak baru untuk menggantikan perangkat lunak lama secara keseluruhan atau memperbaiki perangkat lunak yang telah ada. Agar lebih cepat dan tepat dalam mendeskripsikan solusi dan mengembangkan perangkat lunak, juga hasilnya mudah dikembangkan dan dipelihara, maka pengembangan perangkat lunak memerlukan suatu metodologi khusus. Metodologi pengembangan perangkat lunak adalah suatu proses pengorganisasian kumpulan metode dan konvensi notasi yang telah didefinisikan untuk mengembangkan perangkat lunak. Secara prinsip bertujuan untuk membantu menghasilkan perangkat lunak yang berkualitas. Penggunaan suatu metodologi sesuai dengan persoalan yang akan dipecahkan dan memenuhi kebutuhan pengguna akan menghasilkan suatu produk perekayasaan yang berkualitas dan terpelihara serta dapat menghindari masalah-masalah yang sering terjadi seperti estimasi penjadwalan dan biaya, perangkat lunak yang tidak sesuai dengan keinginan pengguna dan sebagainya.
Metodologi pengembangan perangkat lunak (atau disebut juga model proses atau etric rekayasa perangkat lunak) adalah suatu strategi pengembangan yang memadukan proses, metode, dan perangkat (tools). Disamping ketiga hal tersebut diperlukan juga suatu model untuk pengukuran kualitas perangkat lunak yang akan dibangun. Kualitas perangkat lunak dapat dihitung pada saat proses rekayasa perangkat lunak ataupun setelah diserahkan kepada pemakai. Satuan ukuran kualitas perangkat lunak pada saat proses rekayasa dapat meliputi; Kompleksitas program, modularitas yang efektif dan besarnya program.
Pengukuran adalah suatu hal pokok bagi disiplin perekayasaan(engineering), tidak terkecuali pada perekayasaan perangkat lunak atau software. Jangkauan luas pengukuran pada perangkat lunak etricr disebut etric perangkat lunak. Tujuan diterapkannya pengukuran pada proses perangkat lunak adalah untuk mengembangkan perangkat lunak itu sendiri dengan dasar yang kontinu. Pengukuran software dalam konteks manajemen software difokuskan pada produktivitas dan etric kualitas (pengukuran output perkembangan software sebagai fungsi usaha dan waktu yang diaplikasikan serta pengukuran kesesuaian pemakaian dari produk kerja yang dihasilkan).
  1. Rumusan Masalah
  1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran, metric dan indicator?
  2. Apa yang dimaksud dengan pengukuran perangkat lunak?
  3. Apa yang dimaksud dengan Metrik Size Oriented?
  4. Apa yang dimaksud dengan Metrik Function Oriented?
  5. Apa saja Faktor Kualitas Perangkat Lunak dengan Model Faktor McCall?
  1. Tujuan Penulisan
  1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengukuran, metric dan indicator.
  2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengukuran perangkat lunak.
  3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Metrik Size Oriented.
  4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Metrik Function Oriented.
  5. Untuk mengetahui apa saja Faktor Kualitas Perangkat Lunak dengan Model Faktor McCall

PEMBAHASAN
  1. Pengukuran, Metrik, Dan Indikator
Dalam konteks rekayasa perangkat lunak, mengukur (measure) mengindikasikan kuantitatif dari ukuran atribut sebuah proses atau produk. Pengukuran (measurement) adalah kegiatan menentukan sebuah measure (pengukuran). Dan definisi metriks menurut IEEE adalah ukuran kuantitatif dari tingkat dimana sebuah system, komponen atau proses memiliki atribut tertentu .
Pengukuran telah ada jika suatu data-data tunggal telah dikumpulkan (misal: jumlah kesalahan yang ditemukan pada kajian sebuah modul tunggal). Metrik perangkat lunak menghubungkan pengukuran-pengukuran individu dengan banyak cara, misal rata-rata dari jumlah kesalahan yang ditemukan pada setiap kajian.
Rekayasa perangkat lunak mengumpulkan pengukuran dan mengembangkan metrik menjadi sebuah indikator, yaitu sebuah metrik atau kombinasi metrik yang memberikan pengetahuan dalam proses perangkat lunak, sebuah proyek perangkat lunak, atau produk itu sendiri. Fungsinya adalah memberi pengetahuan pada manajer proyek atau perekayasa perangkat lunak untuk menyesuaikan proses, proyek, dan produk agar menjadi lebih baik.
  1. Pengukuran Perangkat Lunak
Pengukuran langsung dari produk berkaitan dengan deretan kode, kecepatan eksekusi, ukuran memori, dan cacat yang dilaporkan pada suatu periode tertentu. Sedangkan pengukuran tidak langsung dari produk adalah tentang fungsionalitas, kualitas, kompleksitas, efisiensi, realibilitas, kemampuan pemeliharaan, dsb.Dalam kenyataannya, pengukuran perangkat lunak secara objektif akan sulit dilakukan secara langsung karena ada pengaruh-pengaruh seperti individu dalam tim pengukuran, atau tingkat kompleksitas proyek. Tetapi jika pengukuran dinormalisasi, maka mungkin akan dapat didapatkan metrik perangkat lunak yang memungkinkan perbandingan dengan rata-rata organisasional yang lebih besar.
  1. Metrik Size Oriented
Parameternya adalah ukuran dari software yang dihasilkan. Dapat dilakukan jika ada record atau catatan dari organisasi. Perlu diperhatikan bahwa yang record yang diperlukan adalah keseluruhan aktivitas rekayasa perangkat lunak. Misalnya tabel dibawah ini adalah pengumpulan dari data-data record yang ada dari sebuah organisasi:
Dimana LOC (line of code) menunjukkan jumlah baris kode yang dibuat pada masing-masing proyek, misalnya pada kolom pertama, proyek aplha dibuat dengan 12100 baris kode dalam 365 halaman, dikembangakan dengan usaha 24 orang per bulan dengan biaya $168000. Lalu ditemukan kesalahan sebanyak 134 pada proyek sebelum direlease, 29 cacat setelah direlease pada pelanggan, dan ada 3 orang yang bekerja pada pengembangan proyek perangkat lunak alpha.
Untuk pengembangan dari metrik ini, dapat dibuat metrik size oriented baru yang sederhana untuk tiap proyek, misal: kesalahan per baris kode (dihitung ribuan), cacat per baris kode (ribuan), dokumentasi per baris kode (ribuan), kesalahan per usaha, baris kode per usaha, biaya per halaman dokumentasi, dsb.
Metrik ini tidak dapat diterima secara universal karena adanya kontroversi pada penggunaan baris kode sebagai titik ukur. Sebagian yang setuju pada pengukuran LOC menganggap bahwa LOC adalah suatu bukti real dari apa yang dilakukan oleh perekayasa perangkat lunak (dalam konteks ini membuktikan berapa banyak baris program yang ditulis oleh seorang programmer comment yang ada).
Sedangkan sebagian yang tidak setuju bahwa LOC dijadikan suatu tolak ukur kebanyakan disebabkan alasan ambiguitas dari cara menghitung LOC itu sendiri. Dalam masa-masa awal bahasa pemrograman Assembly, hal ini tidak menjadi suatu masalah karena dalam 1 baris aktual program merupakan 1 baris instruksi, tetapi dalam bahasa pemrograman tingkat tinggi, dimana pada masing-masing bahasa, untuk menyelesaikan suatu masalah dengan algoritma yang sama pun LOC nya sudah berbeda-beda. Bahkan dalam satu bahasa pemrograman yang sama, untuk menyelesaikan masalah yang sama, LOC nya bisa berbeda jauh tergantung dari algoritma yang digunakan. Hal ini yang membuat banyak sekali kontroversi mengenai LOC sebagai tolak ukur dari sebuah software.
  1. Metrik Function Oriented
Normalisasi dilakukan pada fungsionalitas pada aplikasi, tetapi untuk melakukan hal ini, fungsionalitas harus diukur dengan pengukuran langsung yang lain karena fungsionalitas tidak dapat diukur secara langsung. Maka pengukuran dapat dilakukan dengan pengukuran function point. Function point didapat dari penarikan hubungan empiris berdasarkan pengukuran domain informasi software dan perkiraan kompleksitas software.
Domain informasi yang biasa digunakan ada 5 karakteristik, yaitu:
  1. Jumlah input pemakai: setiap input pemakai yang memberikan data yang berorientasi pada aplikasi yang jelas pada perangkat lunak (harus dibedakan dari penelitian yang dihitung secara terpisah) misal: tipe transaksi.
  2. Jumlah output pemakai: setiap output pemakai yang memberikan informasi yang berorientasi pada aplikasi kepada pemakai. Pada konteks ini output mengacu pada laporan, layar, tampilan kesalahan, dsb. Jenis data individual pada laporan tidak dihitung terpisah, misal: report type.
  3. Jumlah penyelidikan pemakai: input online yang mengakibatkan munculnya beberapa respon perangkat lunak yang cepat dalam bentuk output online.
  4. Jumlah file: setiap master logika (pengelompokan data logis yang menjadi suatu bagian dari sebuah database yang besar atau sebuah file terpisah).
  5. Jumlah interface eksternal: semua interface yang dapat dibaca oleh mesin yang digunakan untuk memindahkan informasi ke sistem yang lain
Sekali data telah dikumpulkan, maka nilai kompleksitas dihubungkan dengan masing-masing penghitungan dengan tabel perhitungan sebagai berikut:
Faktor pembobotan
Dalam hal ini faktor pembobotan setiap faktor sudah menjadi standar dan tidak dapat diubah-ubah, tetapi dalam penentuan kriteria suatu perangkat lunak pada salah satu parameter pengukuran adalah sederhana, rata-rata atau kompleks ditentukan oleh organisasi atau perkeyasa perangkat lunak yang melakukan penghitungan itu sendiri. Tetapi meskipun begitu perkiraan kompleksitas tetap bersifat subyektif.
Untuk menghitung function point (FP) dapat digunakan hubungan sbb:
FP = jumlah total x [0,65 + 0,01 x Fi]
dimana jumlah total adalah nilai yang kita dapatkan pada tabel perhitungan di atas. Sedangkan Fi dapat dihitung dari perhitungan sebagai berikut:
Pertama-tama kita diberi 14 buah karakteristik dari suatu perangkat sebagai berikut:
  1. Data communications (Apakah komunikasi data dibutuhkan?)
  2. Distributed functions (Apakah fungsi pemrosesan didistribusikan?)
  3. Performance (Apakah kinerja penting?)
  4. Heavily used configuration (Apakah konfigurasi berat yang digunakan?)
  5. Transaction rate (Apakah entry data online membutuhkan ada transaksi input terhadap layar atau operasi ganda?)
  6. Online data entry (Apakah sistem membutuhkan entry data online?)
  7. End-user efficiency (Apakah keefektifan terhadap end-user?)
  8. Online update (Apakah file master diperbarui secara online?)
  9. Complex processing (Apakah pemrosesan internal kompleks?)
  10. Reusability (Apakah kode didesain utk dpt dipakai kembali?)
  11. Installation ease (Apakah mudah dalam melakukan instalasi?)
  12. Operational ease (Apakah mudah dalam pengoperasian?)
  13. Multiple sites (Apakah sistem didesain utk instalasi ganda dlm organisasi berbeda?)
  14. Facilitation of change (Apakah aplikasi didesain utk memfasilitasi perubahan dan mempermudah pemakai utk menggunakannya?)
Pada setiap karakteristik tersebut diberi bobot dari nilai 0 sampai 5 dengan asumsi nilai sebagai berikut:
  1. 0 = Tidak berpengaruh
  2. 1 = Insidental
  3. 2 = Moderat
  4. 3 = Rata-rata
  5. 4 = Signifikan
  6. 5 = Essential
Setelah setiap karakteristik diberi bobot masing-masing, lalu bobot-bobot dari setiap karakteristik ini dijumlahkan (jadi minimum 0 dan maksimal 70) dan kita akan mendapatkan nilai Fi. Setelah mendapatkan nilai Fi maka kita bisa menghitung nilai FP dengan rumus di yang sudah ada di atas.
Setelah kita mendapatkan nilai FP, maka kita dapat menggunakannya dengan cara analog dengan LOC untuk menormalisasi pengukuran produktivitas, kualitas perangkat lunak, serta atribut-atribut yang lain seperti:
  1. Kesalahan per FP
  2. Cacat per FP
  3. $ per FP
  4. Halaman dokumentasi per FP
  5. FP per person-month
  6. dsb
(dimana untuk mendapatkan data-data untuk kesalahan, cacat, dolar, dsb dapat diambil dari data-data pada tabel record pada metrik size-oriented).
Contoh:
Pada proyek alpha (tabel record metrik size oriented) sudah dihitung bahwa jumlah input pemakainya ada 18 buah, jumlah output pemakai: 6 buah, jumlah penyelidikan pemakai 22 buah, jumlah file 45 buah, jumlah interface eksternal 20 buah, dengan asumsi bahwa jumlah input pemakai rata-rata, jumlah output pemakai sederhana, jumlah penyelidikan pemakai rata-rata, jumlah file kompleks, jumlah interface eksternal sederhana. Semua karakteristik pada perangkat lunak ini moderat. Hitung $ per FP nya!
Jawab:
  • Jumlah Total = (18 x 4) + (6 x 4) + (22 x 4) + (45 x 15) + (20 x 6) = 979
  • Fi = 14 x 2 = 28
  • FP = 979 x (0,65 + (0,01 x 28)) = 910,47
  • $ pada proyek alpha: 168000
  • $ per FP = 168000 / 910,47 = $184,52
Hasil dari contoh kasus diatas masih berupa suatu angka mentah, untuk dapat dilihat apakah angka ini termasuk baik atau tidak harus diperbandingkan dengan perhitungan lain, misalnya $ per FP dari proyek beta atau gamma, atau proyek dari organisasi lain.
  1. Faktor Kualitas Perangkat Lunak dengan Model Faktor McCall
Beberapa model faktor kualitas perangkat lunak dan kategorisasinya sudah diusulkan selama bertahun-tahun. Model klasik dari faktor kualitas perangkat lunak dikemukakan oleh McCall yang terdiri dari 11 faktor [McCall et al, 1977]. Model berikutnya dikemukakan oleh Deutsch dan Willis (1988) terdiri dari 12 sampai 15 faktor dan oleh Evans dan Marciniak (1987). Alternatif model tidak berbeda jauh dari model McCall. Perbedaannya terletak pada penambahan sudut pandang yang dirasa belum dinilai pada model McCall.
Model faktor McCall mengklasifikasikan semua kebutuhan perangkat lunak ke dalam 11 faktor kualitas. Kesebelas faktor tersebut dibagi menjadi tiga kategori sebagai berikut:1.Faktor operasi produk, terdiri dari: Correctness, Reliability, Efficiency, Integrity dan Usability. 2.Faktor revisi produk, terdiri dari: Maintainability, Flexibility,Testability. 3.Faktor transisi produk, terdiri dari: Portability, Reusability, Interoperability. Berikut ini adalah pembahasan tiap-tiap faktor beserta sub faktor yang ada di dalam model McCall:
Ada dua pengertian tentang efisiensi sebuah perangkat lunak, yaitu:a. Menurut McCall (1977) Penggunaan sumber daya seperti waktu pemrosesan processor (eksekusi), pemakaian media penyimpanan (memori, space, bandwidth). b.Menurut ISO 9126 (1993): Berkaitan dengan hubungan antara kinerja perangkat lunak dan jumlah sumber daya yang digunakan.
  1. Integrity, Integritas perangkat lunak pada model McCall lebih menekankan kepada keamanan sebuah perangkat lunak. Pihak developer harus mampu melihat kebutuhan akan hak akses perangkat lunak tersebut pada setiap penggunanya.
  2. Usability mempunyai unsur akademis seperti psikologis, ergonomi, dan human factors [Nielsen,1993]. Lima properti yang dibuat oleh Nielsen untuk mengukur usability sebuah perangkat lunak, yaitu: Cepat dan mudah untuk dipelajari, Efisien untuk digunakan, mengizinkan rapid recovery jika terjadi error, Nyaman untuk digunakan, Mudah untuk diingat.
  3. Portability, Perangkat lunak dikatakan portabel jika biaya untuk memindahkannya (transport dan adaptasi) ke lingkungan yang baru lebih kecil jika dibandingkan dengan biaya untuk membangun perangkat lunak tersebut dari awal.
  4. Reusability, Reusability adalah properti dari perangkat lunak yang memungkinkan perangkat lunak atau modul-modulnya digunakan kembali untuk sistem lain. Suatu perangkat lunak dikatakan reusable yang baik jika modul-modulnya dapat digunakan kembali untuk aplikasi lainnya.
  5. Interoperability adalah kemampuan suatu perangkat lunak untuk bekerja dengan perangkat lunak lainnya tanpa mengalami kesulitan.

PENUTUP
  1. Kesimpulan

Mengukur produktivitas dalam pengembangan perangkat lunak sangatlah perlu untuk dilakukan. Karena hal itu akan memberikan kita informasi sejauh mana perangkat lunak itu berhasil digunakan. Pengukurannya bisa menggunakan metric yang akan menghasilkan indicator. Ada dua matrik yang dapat digunakan dalam proses pengukuran, yakni matrik size oriented dan matrik fokus oriented. Lalu ada beberapa faktor kualitas suatu perangkat lunak menurut model kualitas McCall. Yang mana faktor-fektor ini akan menunjukkan kualitas dari perangkat lunak yang dioperasikan.